Bekasi, 2 Mei 2025 – Relawan Cahaya Bekasi menyatakan sikap terbuka terhadap setiap kritik publik kepada pemerintah daerah. Namun demikian, pihaknya dengan tegas menolak bentuk-bentuk penyampaian aspirasi yang disampaikan secara tidak etis, provokatif, bahkan mengarah pada penghinaan terhadap simbol pemerintahan daerah.
Sikap ini disampaikan menyusul beredarnya poster digital ajakan aksi unjuk rasa yang memuat foto Bupati Bekasi dengan matanya ditutup lakban hitam. Gambar tersebut dinilai bukan sekadar bentuk ekspresi, melainkan simbol penghinaan terhadap kehormatan kepala daerah dan secara langsung merendahkan marwah Kabupaten Bekasi sebagai entitas pemerintahan.

“Kami bukan anti kritik. Tapi kami menolak bentuk penyampaian kritik yang melecehkan simbol kepemimpinan daerah. Bupati bukan hanya individu, tapi juga wajah lembaga negara di tingkat daerah,” tegas perwakilan Relawan Cahaya Bekasi dalam pernyataan tertulisnya.
Kritik Membangun Bukan dengan Simbol Kekerasan Visual
Relawan Cahaya Bekasi menilai bahwa gambar Bupati dengan mata dilakban menyiratkan tuduhan bahwa kepala daerah menutup mata terhadap persoalan masyarakat. Padahal, menurut mereka, saat ini berbagai kanal aspirasi dan forum warga telah dibuka luas oleh pemerintah daerah.
“Kalau memang ada substansi yang ingin dikritisi, sampaikan dengan data, argumentasi, dan saluran resmi. Jangan menggunakan simbol yang berpotensi memecah belah masyarakat.”
Lebih jauh, mereka menilai bahwa tindakan semacam ini juga berpotensi melanggar hukum, karena menyerang kehormatan seseorang di muka umum sebagaimana diatur dalam Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik.
Mendorong Etika Demokrasi dan Kontrol Sosial yang Cerdas
Dalam demokrasi yang sehat, setiap warga negara memang berhak menyampaikan pendapat. Namun, Relawan Cahaya Bekasi menekankan bahwa hak tersebut dibatasi oleh tanggung jawab sosial dan etika publik.
“Kami tidak anti kritik. Tapi kami menolak penghinaan. Bekasi milik kita bersama, bukan ruang untuk menyebar kebencian visual terhadap pemimpin kita sendiri. Ini soal harga diri daerah.”
Relawan Cahaya Bekasi mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk aktivis dan kelompok sipil lainnya, untuk mengedepankan prinsip edukasi, etika, dan fakta dalam menyampaikan aspirasi. Kritik yang cerdas tidak membutuhkan simbol kebencian, melainkan gagasan yang tajam dan solusi yang konkrit.
Team Official Relawan Cahaya Bekasi.














