“Di Balik Air yang Mengalir”
Air adalah kehidupan. Dan menjaga air berarti menjaga martabat manusia.
Mediatrinusa.com – Kabupaten Bekasi 12/05/2025 | Air bersih adalah hak dasar setiap warga negara, bukan komoditas yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. Namun, hari ini kita menyaksikan kenyataan pahit bahwa akses terhadap air yang layak semakin sulit, bahkan di wilayah padat seperti Kabupaten Bekasi yang dihuni oleh lebih dari 3,27 juta jiwa pada tahun 2024. Air, yang dahulu dianggap melimpah, kini perlahan menjadi barang langka. Kita sering lupa, di balik air yang mengalir dari keran rumah kita, ada tanggung jawab moral dan integritas yang harus dijaga bersama.

Mengelola air bukan hanya perkara teknis: bukan hanya soal pipa, sumur resapan, atau bendungan. Lebih dari itu, ini adalah soal moralitas publik dan keberanian menjaga amanah lingkungan. Ketika tata kelola air diserahkan pada tangan yang tidak berintegritas, maka air akan menjadi ladang bisnis yang rakus, bukan berkah kehidupan. Jika kita terus membiarkan pencemaran, perambahan hutan, dan alih fungsi lahan terjadi tanpa kontrol, maka bersiaplah: harga air suatu hari akan menyamai harga bensin, bahkan melampaui harga emas.
Kita tidak sedang membahas kemungkinan yang jauh di masa depan. Kita sedang berbicara tentang ancaman nyata yang bisa dirasakan anak-anak kita dalam satu dekade ke depan, jika hari ini kita abai.
Kabupaten Bekasi sebagai kawasan industri, permukiman, dan pertanian, menjadi titik kritis dalam pengelolaan air di Jawa Barat. LSM Triga Nusantara Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga air berarti menjaga masa depan.
Air tidak bisa kita buat di pabrik. Ia hanya bisa dijaga lewat alam yang lestari. Maka jaga hutan, pelihara sungai, rawat sumber mata air, dan hentikan pencemaran. Karena jika kita tidak menjaga alam, maka alam tidak akan menjaga kita.
Oleh: Amrul Mustofa, S.T., M.T.
Dewan Pakar LSM Triga Nusantara Indonesia
Pegiat Lingkungan Hidup