Hari ini, aku berdiri di hadapan nuraniku sendiri—tak lagi bisa diam, tak lagi rela menjadi pion dalam permainan kaum oligarki yang terus menghisap darah negeri ini. Aku melihat bagaimana kekuasaan dikendalikan oleh segelintir tangan yang tak pernah kenyang, membentuk lingkaran setan antara uang haram, politik kotor, dan penjajahan gaya baru yang merampas harga diri bangsa dari dalam.
Dan aku tahu, perlawanan tak selalu butuh senjata. Ia butuh kesadaran. Ia butuh keberanian untuk berkata: cukup!

Maka hari ini, aku bersumpah pada diriku sendiri—aku berhenti bermain slot, berhenti berjudi, berhenti menggantungkan kenikmatan sesaat dari permainan haram yang ujung-ujungnya memperkaya politikus kotor dan para oknum serakah. Uang yang kita buang dalam diam, ternyata bersemayam di kantong para penindas rakyat. Kita sedang menyuapi musuh kita sendiri.
Tidakkah kita sadar? Setiap rupiah yang kita mainkan dalam permainan haram itu, adalah paku yang kita tancapkan ke peti mati kedaulatan rakyat. Mereka membentuk kartel, bersekongkol, menjual kehormatan bangsa atas nama “bisnis” dan “regulasi”.
Aku bukan orang suci, tapi hari ini aku memilih untuk merdeka. Merdeka dari candu, dari sistem yang membuat kita lupa menjadi manusia merdeka sejati. Aku ingin menjadi bagian dari perubahan. Dan perubahan itu dimulai dari diri sendiri.
Mari kita galang kesadaran. Mari kita lawan bukan hanya mereka yang duduk di singgasana uang, tapi juga diri kita sendiri yang selama ini diam dan ikut bermain dalam sistem mereka. Negeri ini butuh orang-orang berani. Dan keberanian pertama adalah: berjanji untuk tidak menjadi bagian dari kejahatan yang kita benci.
“Oligarki tidak akan tumbang oleh kemarahan, tapi oleh kesadaran kolektif yang dimulai dari satu keberanian: melawan diri sendiri.”