Menu

Mode Gelap
LSM Trinusa Apresiasi Kejari Tanggamus atas Penetapan Dua Tersangka Baru dalam Kasus Dugaan Korupsi Alkes RSUD Batin Mangunang Dua Tersangka Baru Ditetapkan Kejari Tanggamus dalam Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Alkes RSUD-BM LSM Trinusa Desak Kejari Usut Tuntas Dugaan Korupsi di RSUD Pesawaran Sikap LSM Triga Nusantara Indonesia terhadap Temuan PPATK dan Pentingnya Kolaborasi dalam Penelusuran Dana Haram Dana BOS Bukan Untuk Sekolah Bermasalah – Saatnya Global Insani Dievaluasi KAJATI JABAR MENGADAKAN BAKTI SOSIAL DI RUMAH PEMULIHAN PERMATA NOAH CIMAHI DAN YAYASAN BALA KESELAMATAN KOTA BANDUNG.

Headline

Dana BOS Bukan Untuk Sekolah Bermasalah – Saatnya Global Insani Dievaluasi

badge-check


					Dana BOS Bukan Untuk Sekolah Bermasalah – Saatnya Global Insani Dievaluasi Perbesar

Oleh: Mandor Baya – Ketua LSM Triga Nusantara Indonesia DPC Kota Bekasi

Mediatrinusa.com – Kota Bekasi 24/04/2025 | Di tengah semangat reformasi tata kelola keuangan negara dan pemerataan kualitas pendidikan, satu pertanyaan penting perlu kita ajukan bersama: apakah negara telah tepat sasaran dalam menyalurkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)?

Kasus Sekolah Global Insani Islamic School di Kota Bekasi menjadi cermin buram dari lemahnya pengawasan anggaran pendidikan. Sekolah ini, yang terindikasi menerima Dana BOS rutin dari APBN maupun APBD, justru menunjukkan wajah infrastruktur dan etika pelayanan yang mencederai rasa keadilan publik.

Di Mana Standar Sekolah Ramah Anak?
Global Insani Islamic School tidak memiliki sarana bermain layak bagi siswa. Tidak ada ruang terbuka, tak ada tempat eksplorasi tumbuh kembang anak. Padahal, prinsip “sekolah ramah anak” bukan slogan semata. Itu adalah mandat moral dan administratif yang tercantum jelas dalam Permendikbud Nomor 63 Tahun 2022 tentang petunjuk teknis penggunaan Dana BOS.

Bahkan lebih buruk lagi, sekolah ini tidak menyediakan lahan parkir mandiri, dan malah menggunakan badan jalan umum sebagai area parkir kendaraan siswa. Hasilnya? Kemacetan kronis setiap pagi dan siang hari, keresahan warga sekitar, serta pelanggaran terang-terangan terhadap UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Perda Kota Bekasi tentang Ketertiban Umum.

Bukankah ini ironi? Sekolah yang menyatakan diri berbasis nilai-nilai Islam, justru menyusahkan masyarakat dan memanfaatkan fasilitas publik untuk operasional pribadinya, tanpa solusi yang manusiawi.

Dana Publik Bukan Untuk Lembaga Yang Melanggar Aturan Sebagai lembaga yang konsisten menjalankan fungsi kontrol sosial, kami di LSM Triga Nusantara Indonesia DPC Kota Bekasi tidak anti terhadap sekolah swasta. Kami bahkan mendukung penuh lembaga pendidikan swasta yang taat aturan, transparan, dan berkontribusi positif.

Namun ketika sebuah sekolah menerima dana publik tanpa memenuhi syarat kelayakan dasar, maka itu bukan hanya penyimpangan administratif, tetapi juga penghinaan terhadap sekolah-sekolah lain yang jauh lebih layak tapi tidak dapat bantuan.

Apakah kita akan terus membiarkan ini? Apakah Dinas Pendidikan Kota Bekasi akan terus menutup mata?

Aksi Damai Sebagai Tanda Cinta Pada Pendidikan
Pada Selasa, 29 April 2025, kami bersama elemen masyarakat akan menggelar aksi massa damai di Titik kumpul dan bergerak ke titik aksi di dinas pendidikan Kota Bekasi. Lebih dari 150 orang akan bergabung, membawa mobil komando, spanduk tuntutan, dan suara hati rakyat kecil.

Kami tidak turun ke jalan untuk membuat gaduh. Kami turun karena kami ingin negara kembali berpihak pada yang benar. Kami ingin ada evaluasi total atas Dana BOS Global Insani Islamic School.

Jika perlu, cabut status penerima bantuan BOS, dan salurkan kepada sekolah lain yang benar-benar berjuang di tengah keterbatasan.


Dalam demokrasi yang sehat, kontrol bukan hanya dilakukan oleh auditor negara. Kontrol juga harus datang dari masyarakat. Kami mendesak agar pemerintah daerah melibatkan LSM, aktivis pendidikan, dan masyarakat sipil dalam proses verifikasi dan audit sosial Dana BOS. Karena ini adalah uang rakyat, dan rakyat berhak tahu ke mana uang mereka digunakan.

Jika Negara Diam, Maka Rakyat Akan Bersaksi
Kami menulis opini ini bukan dalam kemarahan, tetapi dalam semangat memperbaiki. Global Insani boleh saja memiliki nama besar, bangunan tinggi, atau status khusus. Tapi jika mereka tidak memenuhi syarat dasar sebagai penerima bantuan publik, maka mereka harus dievaluasi secara tegas dan adil.

Dana BOS adalah jantung pemerataan pendidikan. Jangan biarkan ia digunakan oleh mereka yang menyalahgunakannya secara diam-diam.

Kalau negara tak berani bertindak, maka rakyat akan bersaksi.

Penulis adalah Media Center DPC LSM Triga Nusantara Indonesia Kota Bekasi dan aktivis pengawasan dana publik di sektor pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sikap LSM Triga Nusantara Indonesia terhadap Temuan PPATK dan Pentingnya Kolaborasi dalam Penelusuran Dana Haram

24 April 2025 - 21:16 WIB

KAJATI JABAR MENGADAKAN BAKTI SOSIAL DI RUMAH PEMULIHAN PERMATA NOAH CIMAHI DAN YAYASAN BALA KESELAMATAN KOTA BANDUNG.

24 April 2025 - 08:51 WIB

Ketua DPD LSM Trinusa Apresiasi Kinerja Kejati Banten Terkait Penegakan Hukum

23 April 2025 - 08:48 WIB

Langkah Kejati Sumsel Bongkar Dugaan Korupsi Pasar Cinde Patut Diapresiasi

15 April 2025 - 23:39 WIB

LHKPN Bukan Formalitas, Tapi Moralitas: Saatnya KPK Bertindak Tegas!

13 April 2025 - 13:53 WIB

LSMTriga Nusantara Indonesia Di Depan Gedung KPK
Trending di Headline