Menu

Mode Gelap
LSM Trinusa DPD Lampung Soroti Kelangkaan Gas LPG 3 Kg, Desak PERTAMINA Patra Niaga Bertanggung Jawab LSM Trinusa Akan Gelar Unjuk Rasa Tuntut Percepatan Penanganan Dugaan Pemalsuan Identitas Pejabat Pendidikan Bandarlampung KAJATI JABAR MENANDATANGANI PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. PEGADAIAN KANWIL X BANDUNG DENGAN KEJATI JABAR LSM Triga Nusantara Desak Penindakan Dugaan Korupsi Rp18,9 Miliar di Tubuh BPKH: “Ini Pengkhianatan terhadap Dana Umat!” LSM Triga Nusantara Desak Penindakan Dugaan Korupsi Rp18,9 Miliar di Tubuh BPKH: “Ini Pengkhianatan terhadap Dana Umat!” “TIM PENYIDIK KEJATI JABAR TAHAN 4 TERSANGKA DUGAAN PERKARA TIPIKOR DANA HIBAH DARI PEMERINTAH KOTA BANDUNG KEPADA KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017, 2018 DAN 2020”

Edukasi

Bedah Buku Hidup Bersama Raksasa, Menimbang Dominasi Perkebunan Sawit dari Perspektif Civil Society dan Hukum Tata Negara

badge-check


					Bedah Buku Hidup Bersama Raksasa, Menimbang Dominasi Perkebunan Sawit dari Perspektif Civil Society dan Hukum Tata Negara Perbesar

Perkebunan besar, terutama kelapa sawit, sering diklaim sebagai motor penggerak kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Narasi ini dibangun atas dasar efisiensi produksi, perluasan lapangan kerja, serta peningkatan devisa negara. Namun, benarkah kehadiran perkebunan besar benar-benar mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat? Buku Hidup Bersama Raksasa karya Tania Li dan Pujo Semedi menawarkan perspektif kritis terhadap mitos kemakmuran ini, dengan menyoroti bagaimana perkebunan mendominasi dan membentuk struktur kehidupan sosial serta ekonomi di sekitarnya.

Perkebunan sebagai Bala Pendudukan: Perspektif Ekonomi dan Politik

Dalam kajian yang dilakukan oleh Li dan Semedi, mereka meneliti dua perkebunan sawit di Kalimantan Barat—satu dikelola oleh negara dan satu oleh swasta. Temuan mereka menunjukkan bahwa perkebunan besar tidak sekadar berfungsi sebagai entitas bisnis, tetapi juga sebagai “bala pendudukan” yang menguasai sumber daya, lahan, dan bahkan kehidupan sosial masyarakat adat dan petani kecil.

Dari perspektif civil society, hal ini mencerminkan dilema serius dalam tata kelola sumber daya alam. Alih-alih memberdayakan masyarakat, perusahaan perkebunan justru memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan sistem ekonomi yang merugikan mereka. Petani yang sebelumnya memiliki kemandirian dalam mengolah tanah mereka sendiri, kini berubah menjadi buruh yang bergantung pada korporasi besar. Relasi kekuasaan yang timpang ini mengarah pada bentuk eksploitasi baru yang sering kali tidak diakui dalam wacana pembangunan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

KAJATI JABAR MENANDATANGANI PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. PEGADAIAN KANWIL X BANDUNG DENGAN KEJATI JABAR

17 Juni 2025 - 09:43 WIB

LSM Triga Nusantara Desak Penindakan Dugaan Korupsi Rp18,9 Miliar di Tubuh BPKH: “Ini Pengkhianatan terhadap Dana Umat!”

17 Juni 2025 - 09:10 WIB

LSM Triga Nusantara Desak Penindakan Dugaan Korupsi Rp18,9 Miliar di Tubuh BPKH: “Ini Pengkhianatan terhadap Dana Umat!”

17 Juni 2025 - 09:03 WIB

“TIM PENYIDIK KEJATI JABAR TAHAN 4 TERSANGKA DUGAAN PERKARA TIPIKOR DANA HIBAH DARI PEMERINTAH KOTA BANDUNG KEPADA KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017, 2018 DAN 2020”

13 Juni 2025 - 07:37 WIB

Jangan Main-Main dengan Kedzaliman

3 Juni 2025 - 13:51 WIB

Trending di Headline